BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Terdapat banyak sekali neoplasma
yang dapat berkembang di saluran kemih, diantaranya adalah renal karsinoma,
karsinoma kandung kemih, atau karsinoma prostat. Namun diantara
ketiganya, yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah
kandung kemih. Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria
dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira
25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.
Pada tiga dasawarsa terakhir,
kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih dari 20 % sedangkan kasus pada
wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang diketahui dari kanker kandung
kemih adalah karena bahan kimia betanaphytilamine dan xenylamine, infeksi
schistosoma haematobium dan merokok.
Dari data tersebut lah, kami
merasa tertarik dan ingin membahas lebih lanjut mengenai karsinoma kandung
kemih tersebut mulai dari pengertian sampai dengan konsep asuhan keperawatan
yang nantinya akan menjadi dasar bagi seorang perawat dalam melakukan proses
keperawatan pada pasien yang mengalami karsinoma kandung kemih.
1.2 Rumusan masalah
1.
Apa definisi dari
bladder neoplasma?
2.
Apa saja klasifikasi
dari bladder neoplasma?
3.
Bagaimana etiologi
dari bladder neoplasma?
4.
Bagaimana
patofisiologi dari bladder neoplasma?
5.
Bagaimana manifestasi
klinis pada pasien bladder noeplasma?
6.
Bagaimana pemeriksaan
penunjang pada pasien dengan bladder neoplasma?
7.
Bagaimana
penatalaksanaan pasien dengan bladder neoplasma?
8.
Bagaimana konsep
asuhan keperawatan pada pasien dengan bladder neoplasma?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum.
Untuk
melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II pada semester VI, serta diharapkan mahasiswa mampu memahami dan tentang
penyakit Bladder Neoplasma.
1.3.2 Tujuan Khusus.
Agar mahasiswa:
1.
Mengetahui definisi
dari bladder neoplasma.
2.
Mengetahui
klasifikasi dari bladder neoplasma.
3.
Mengetahui etiologi
dari bladder neoplasma.
4.
Mengetahui
patofisiologi dari bladder neoplasma.
5.
Mengetahui
manifestasi klinis pada pasien bladder neoplasma.
6.
Mengetahui
pemeriksaan penunjang pada pasien dengan bladder neoplasma.
7.
Mengetahui
penatalaksanaan pasien dengan bladder neoplasma.
8.
Mengetahui konsep
asuhan keperawatan pada pasien dengan bladder neoplasma.
1.4. Manfaat Penulisan
Diharapkan dengan penulisan makalah ini mahasiswa dapat mengidentifikasi
tentang Bladder Neoplasma serta penanganannya.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Konsep Dasar
2.1.1
Pengertian
Bladder neoplasma atau kanker
kandung kemih adalah jenis kanker yang berkembang di daerah kandung kemih,
organ berbetuk balon terletak di bagian panggul yang menyimpang urin.
Kebanyakan kanker ini diawali pada sel-sel yang melapisi bagian dalam kandung
kemih.
Kanker kandung kemih adalah
papiloma yang tumbuh didalam lumen kandung kemih,meskipun pada pertumbuhannya
mungkin menginfiltrasi sampai dinding kandung kemih (Luckman and Sorensen,
1993).
Tumor dari kandung kemih
berurutan dari papiloma benigna sampai ke carcinoma maligna yang invasif.
Kebanyakan neoplasma adalah jenis sel-sel transisi, karena saluran kemih
dilapisi epithelium transisi. Neoplasma bermula seperti papiloma, karena itu
setiap papiloma dari kandung kemih dianggap pramalignansi dan diangkat bila
diketahui. Karsinoma sel-sel squamosa jarang timbul dan prognosanya lebih
buruk. Neoplasma yang lain adalah adenocarcinoma.
2.1.2
Etiologi
Penyebab yang
pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian
telahmenunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
1.
Usia, resiko
terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
2.
Merokok,
merupakan faktor resiko yang utama.
3.
Lingkungan pekerjaan. Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih
tinggi untuk menderita kanker ini karena
ditempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker).
Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
4.
Infeksi,
terutama infeksi parasit ( skistosomiasis).
5.
Pemakaian
siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya.
6.
Ras, orang kulit
putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat padaorang
Asia. Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
7.
Riwayat
keluarga,Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih
memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini.
2.1.3
Klasifikasi
Kanker kandung kemih terbagi
dalam stadiumnya, dimana pembagian tersebut didasarkan pada kedalaman penetrasi
dan derajat diferensiasinya. Stadium dari kanker kandung kemih diantaranya
adalah:
1.
Tingkat O : tumor terbatas pada mukosa
2.
Tingkat A : tumor menembus mukosa
3.
Tingkat B1 : tumor sudah melebihi setengah dari lapisan
mukosa
4.
Tingkat B2 : tumor menembus muscular tetapi tidak
mencapai lemak
5.
TingkatC :tumor menembus seluruh lapisan muscular
tetapi tidak bermetastase, juga tidak
menembus jaringan sekitarnya
6.
Tingkat D1 : bermetastase pada nodus limfe pelvis
7.
Tingkat D2 : bermetastase pada pelvis
2.1.4
Patofisiologi
Perokok baik aktif maupun pasif
dapat menghasilkan metabolisme karsinogen yang dihasilkan oleh metabolisme
tryptophan yang abnormal. Kebanyakan CA buli berasal dari papiloma yang berubah
menjadi ganas. Tumor noduler jarang terjadi tetapi dapat juga menginvasi
dinding buli. Proliperasi sel terdiri atas sel epitelium transisional (90 %) ,
squmuosa (6 %),dan adenocarsinoma ( 2%).
Derajat tumor berdasarkan
kedalaman penetrasi kedalam dinding buli dan derajat metastase,penentuan
derajat kanker harus ditegakan terlebih dahulu sebelum dilakukan
penatalaksanaan. Skema derajat CA buli adalah sebagai berikut :
Derajat O. ( To,No,Mo ) Tumor terbatas pada mukosa.
A ( T1,No,Mo ) Tumor menembus mukosa.
B1 ( T2,No,Mo ) Tumor sudah melebihi ½ dari lapisan
mukosa.
B2 (T3a,No,Mo) Sel tumor menembus muscular tetapi
tidak mencapai lemak.
C (T3,No.Mo) Sel menembus seluruh lapisan muscular
tetapi tidak metastases jaga tidak menembus pada jaringan sekitarnya.
D1 ( T4a,N1-3,Mo ) bermetastase pada nodus limpe
pelvic.
D2 ( T4a,Na,M1 ) Bermetastase pada pelvic.
Kanker biasa bermetastase ke liver,
tulang dan paru-paru, lebih lanjut tumor menyebar ke rectum , vagina, jaringan
lunak dan struktur retroperitoneal. Tumor derajat C atau D memiliki prognosis
yang buruk. Tumor superficial memiliki peluang untuk disetabilkan atau
dibuang,tetapi angka kekambuhannya cukup tinggi. Kurang dari 25 % klien dengan
invasi tumor yang dalam memiliki rata-rata bertahan hidup sekitar 5 tahun, sedangkan
Adenokarsinoma sekitar 21 bulan.
2.1.5
Pathway
2.1.6 Manifestasi
Klinis
Keluhan yang paling
utama adalah hematuri (85-90%) baik mikroskopis maupun makroskopis tanpa
disertai rasa nyeri dan intermiten. Pada masa sebagian kecil pasien dapat
dijumpai keluhan iritasi buli seperti frekuensi, urgensi dan disuria. Keluhan
obstruksi juga dapat ditemukan bila tumor menyumbat muara uretra interna leher
kandung kemih. Keluhan lanjut adalah nyeri tulang bila terjadi metastase ke
tulang atau sakit pinggang bila metastasi retroperitoneal atau obstruksi ureter
juga dapat ditemukan.
Pada pemeriksaan
fisik biasanya tidak dijumpai kelainan. Penebalan dinding kandung kemih atau
terabanya massa tumor baru diodapatkan dengam perabaan bimanual.
Tanda dan gejala yang dapat
ditemui pada pasien dengan kanker kandung kemih secara umum adalah:
1.
Hematuria berat,
tanpa disertai nyeri.
2.
Sering berkemih.
3.
Urgensi.
4.
Disuria.
5.
Nyeri di daerah
panggul atau punggung (metastase kanker).
Gejala – gejala tersebut tidak
spesifik karena tanda dan gejala tersebut juga ada pada gangguan prostat,
infeksi saluran kencing. Pada kanker ginjal terdapat gejala kencing darah yang
gejalanya mirip dengan kanker kandung kemih.
2.1.7
Pemeriksaan Penunjang
1.
Pemeriksaan
laboratorium rutin:
·
Pemeriksaan Hb
Hb menurun
oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros hematuria
·
Pemeriksaan Leukosit
Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder
dan terdapat pus dan bakteri dalam urine
·
Acid phospatase meningkat; kanker prostat
metastase,
·
ACTH meningkat kanker paru
·
Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang
atau metastase ke tulang, kanker hati, lymphoma, leukemia.
·
Calsium meningkat; metastase tulang, kanker
mamae, leukemia, lymphoma, multiple myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder,
hati, paratiroid.
·
LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati,
lymphoma, leukemia akut
·
SGPT
(AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker metastase ke hati.
2.
Radiology
·
excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin
dapat menunjukkan tumornya.
·
Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
·
Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam
dinding buli-buli
·
Angography untuk mengetahui adanya metastase
lewat pembuluh lymphe
3.
Cystocopy
dan biopsy
· Cystoscopy
hampir selalu menghasilkan tumor. Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan
secara rutin. Sistoskopi dan biopsy. Pada
persangkaan tumor kandung kemih maka pemeriksaan sistoskopi adalah mutlak
dilakukan, bila perlu dilakukan CT-scan.
2.1.8
Penatalaksanaan
Terapi endoscopik merupakan
terapi baku karsinoma suerfisialis melalui reseksi trasuretral tumor secara
total. Rencana pasca bedah selanjutnya sangat menentukan hasil terapi. Sitoscopi
untuk mengontrol kekambuhan biasanya diadakan setiap tiga bulan selama satu
tahun dan kemudian setiap enam bulan,kecuali untuk reseksi tumor sampai
disubmukosa. Endoscopi juga dipakai untuk fulgerasi dan terapi laser.
Radiasi diberikan setelah reseksi
transuretral karsinoma kandung kemih superfisialis atau setelah sistektomi.
Radiasi juga dipakai untuk penyembuhan pada stadium T3 yang tidak tahan
pembedahan besar atau sebagai terapi paliatif tumor T4. kadang radiasi
diperlukan sebagai terapi paliatif untuk menghentikan perdarahan atau gejala
metastase pada karsinoma lanjut.
Kemoterapi diberikan setelah
reseksi trasuretral karsinoma superfisialis. Kemoterapi secara intravesikal
bertujuan mengurangi kemungkinan berkambuh. Kemoterapi yang digunakan adalah
tiotepa, adriamisin, doksorubbisin,mitomisin C,dan bCG. Instilasi bcg
sebenarnya merupakan terapi imunologik intravesikal dengan vaksin basil
Calmette-Guerin. Vasin ini meupakan vaksin hidup. Penderita,dokter dan perawat
harus menyadari hal tersebut dan memperhatikan keberhasilan sewaktu dan setelah
buang air kecil.
Pembedahan dilakukan kalau
penyebaran karsinoma sudah sampai otot kandung kemih. Ada tiga macam pembedahan
yang bias dipilih yaitu : sistektomi parsial,sistektomi total,dan sistektomi
radikal. Indikasi sistektomi parsial adalah tumor soliter yang berbatas tegas
pada mukosa. Sistektomi total merupakan terapi definitive untuk karsinoma
superfisialis yang kambuh. Sistektomi radikal merupakan pilihan kalau terapi
lain tidak berhasil atau timbul kekambuhan. Cara diversi kemih yang paling baik
adalah uretro-enterokutancostomi dengan menggunakan sebagian usus halus menurut
Bricker atau urostoma kontinen dengan sejenis katup menurut kock.
Prognosis tergantung tingkat
pengluasan dan derajat keganasan. Secara klinik dapat ditemukan dua jenis
gambaran,yaitu pertumbuhan superfisia dan yang bertumbuh invasive dari
permulaan.
Biasanya pada karsinoma kandung
kemih superfisialis penderita berulang-ulang ditangani dengan sitoscopi untuk
mengontrol reseksi local dan instilasi kemoterapi. Kebanyakan tidak akan
mengalamin metastase sehinga prognosis ketahanan hidup agak baik. Walaupun
morbiditasnya cukup berat.
Penderita dengan karsinoma
kandung kemih invasive mengalami riwayat penyakit yang lain sekali. Ternyata
sekitar 90 % tidak pernah mempunyai gambaran klinik karsinoma superfisialis,dan
kurang lebih setengahnya sudah bermetastase jauh samar (okul) yang kebanyakan
menjadi jelas dalam waktu satu tahun. Prognosisnya buruk dalam waktu satu-dua tahun.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas pasien
1. Riwayat keperawatan
a) Riwayat penyakit sekarang
Kapan mulai timbul keluhan, klien
akan mengalami tanda dan gejala jika mengalami kanker kandung kemih, seperti
hematuria yang berat, poliuria, urgensi, ataupun juga disuria. Lamanya waktu
sejak tanda gejala muncul akan menujukkan seberapa berat kanker kandung kemih
yang dialami pasien.
b) Riwayat penyakit masa lalu
Dilakukan anamnesa
yang menanyakan apakah sebelumnya klien pernah mengalami bladder neoplasma.
Jika sebelumnya pernah maka penyakit yang sekarang ini adalah kambuhan dari
penyakit yang pernah diderita sebelumnya.
c)
Riwayat kesehatan
keluarga
Adanya riwayat
anggota keluarga yang pernah menderita kanker merupakan faktor resiko untuk adanya
kanker yang sifatnya genetik atau turunan.
d)
Riwayat psikososial
dan spiritual
Bagaimana sistem pendukung bagi klien yang akan sangat
bermanfaat bagi klien penderita kanker.
e)
Kondisi lingkungan
rumah
Wilayah geografis rumah yang mungkin ada di dekat pabrik
atau di sebelah sungai yang disana terdapat banyak sisa pembuangan limbah
pabrik akan mempunyai resiko lebih besar untuk terjadinya kanker karena klien
akan terpapar oleh zat – zat karsinogenik yang sangat berbahaya.
2.
Activity Daily Living
(ADL)
1)
Eliminasi
-
Hematuria berat
-
Sering berkemih
-
Urgensi
-
Disuria
2)
Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pasien dengan carcinoma biasanya terjadi anoreksia/
penurunan nafsu makan. Sehingga terjadi penurunan berat badan.
3)
Istirahat Tidur
Kelemahan, kelelahan,
ketidakmampuan untuk tidur.
4)
Aktifitas
Terjadi
penurunan kemampuan beraktifitas.
5) Pemeriksaan fisik
Pada saat palpasi terdapat nyeri tekan abdomen,
nyeri tekan pada area ginjal pada saat palpasi, nyeri dapat digambarkan sebagai
acut, hebat, tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain.
3.1.2 Diagnosa
keperawatan
1.
Gangguan pola
eliminasi BAK b.d tumor kandung kemih atau ca buli dan reseksi intravesika atau
kemoterapi.
2.
Gangguan rasa nyaman
(Nyeri) b.d obstruksi urine dan metastasi retroperitoneal atau tulang.
3.
Gangguan perfusi
jaringan : perifer, kandung kemih b.d kanker kandung kemih atau efek
radioterapi.
4.
Cemas b.d prognosis
tumor kandung kemih pada tahap lanjut.
+ komentar + 1 komentar
terimakasih informasinya, lengkap dan membantu sekali
Terimakasih Obat Tradisional Kanker Prostat atas Komentarnya di Askep Bladder NeoplasmaPost a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan meninggalkan komentar agar saya bisa feedback ke blog agan. :D