3.1.3 Rencana asuhan keperawatan
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
& KH
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Gangguan pola eliminasi BAK b.d tumor kandung kemih
atau ca buli dan reseksi intravesika atau kemoterapi
|
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan Pola eliminasi BAK kembali normal dengan KH
:- Pasien mempertahankan pola BAK secara
teratur
- Kandung kemih
kosong
- Tidak ada
nyeri iritasi saat BAK
|
1. Jelaskan pada pasein bahwa urgensi atau frekuensi
disebabkan oleh tumor kandung kemih.
2. Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang
adekuat (1500 ml).
3. Atur dan ajarkan pasien pemberian obat analgesik
atau antispasmodik, antikolinergi.
4. Ajarkan pasien untuk BAK sesuai jadwal (+ 2) jam.
5. Jelaskan pada pasien pengaturan kemoterapi
intravesikal atau sistemik imunoterapi yang akan menyebabkan gejala iritasi
saat BAK.
1.
|
1. Tumor kandung kemih menyebabkan iritasi dinding
vesika sehingga terjadi frekuensi dan urgensi serta inkontinensia.
2. Cairan menghilangkan gejala iritasi dengan
mengeluarkan sedimen dari kandung kemih dan mengurangi bakteriuria.
3. Analgesik mengurangi gejala iritasi kandung kemih
dan antispasmodik mengurangi gejala iritasi saat BAK dan menghambat kontraksi
kandung kemih yang tidak stabil.
4. Jadwal waktu BAK digunakan atau tanpa pengobatan
aantispasmodik untuk mengosongkan kandung kemih sebelum volume kandung kemih
mencapai ambang batas.
5. Kemoterapi intravesikal membunuh neoplastik dan
beberapa sel normal menyebabkan dinding kandung kemih mengalami peradangan
sehingga terjadi frekuensi, urgensi dan inkontinensia pada beberapa pasien.
|
2
|
Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d obstruksi urine dan
metastasi retroperitoneal atau tulang
|
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri klien berkurang/ hilang dengan KH
:- Melaporkan nyeri panggul hilang atau
berkurang
- Foto rontgen
tidak ada obstruksi
- Melaporkan
nyeri tulang tidak ada
|
1. Kaji nyeri : karakteristik, intensitas, lamanya dan
faktor yang mempengaruhi dan menghilangkannya.
2.
Persiapkan pasien
untuk dilakukan reseksi tumor kandung kemih atau sistektomi sebagian atau
radikal.
3.
Atur pemberian
kemoterapi atau radioterapi.
4.
Atur dan ajarkan
pasien pengaturan anlgesik atau narkotik untuk nyeri.
5.
Beri kompres panas
pada daerah yang tidak nyaman.
6.
Gunakan terapi non
farmakologis.
|
1.
Nyeri panggul
disebabkan oleh obstruksi yang terjadi pada satu sisi, nyeri tidak hilang
dengan perubahan posisi atau istirahat.
2.
Reseksi tumor
kandung kemih menghilangkan nyeri panggul karena sumber obstruksi
dikeluarkan.
3.
Kemoterapi atau
radioterapi menghilangkan nyeri tulang dengan mengurangi atau menghilangkan
tumor metastase.
4.
Terapi analgesik
bisa menghilangkan nyeri panggul melalui/ dengan cara mengurangi ukuran tumor
sehingga dengan begitu menghilangkan obstruksi.
5.
Pemanasan lokal
bisa menghilangkan ketidaknyamanan sehubungan dengan obstruksi.
6.
Meningkatkan
kenyamanan dan menghilangkan nyeri.
|
3
|
Gangguan perfusi jaringan: perifer, kandung kemih
b.d kanker kandung kemih atau efek radioterapi
|
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan hematuria hilang dengan
KH:- Tidak ada tanda – tanda anemia
- Tidak ada
darah dalam urine pada urinalisis atau secara visual
|
1. Ajarkan pasien memonitor urinnya dan segera lapor
dokter atau perawat jika terjadi perdarahan yang berlebihan.
2. Ajarkan untuk membedakan urin yang mengandung darah
yaitu berwarna pink dan darah segar yang berwarna merah terang.
3. Persiapkan pasien untuk dilakukan sistogram.
4. Monitor pasien setelah dilakukan tindakan seperti
hematuri, urine, Hb, Ht, dan tanda vital. Persiapkan pasien untuk pemberian
formalin 1-10 % secara intravesikal dibawah anastesi umum atau regional.
|
1. Hematuri bisa tejadi pada pasien dengan ca buli dan
setelah TUR serta kemoterapi intravesikal.
2. Urine warna pink terjadi setelah kemoterapi atau
reseksi, darah merah terang indikasi perdarahan yang berlebihan.
3. Sistogram untuk mendeteksi refluks vesika ureter.
4. Larutan formalin 1-10% dipersiapkan dari gas
formalin 37 % dalam air steril.
|
4
|
Cemas b.d prognosis tumor kandung kemih pada tahap
lanjut
|
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama diharapkan klien dapat mengurangi rasa cemasnya dengan KH
:- Rileks dan dapat melihat dirinya
secara obyektif
- Menunjukkan
koping yang efektif
- Mampu
berpartisipasi dalam pengobatan.
|
1. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap
penyakit yang dideritanya.
2. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.
3. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan
rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan
ekspresi yang sesuai.
4. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu
klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.
5. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang
interaksi sosial, ketidak berdayaan.
|
1. Data – data mengenai pengalaman klien sebelumnya
akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.
2. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam
memahami proses penyakitnya.
3. Dapat menurunkan kecemasan klien.
4. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk
pengobatan dan efek sampingnya.
5. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta
mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam
mengatasi kecemasan
|
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bladder neoplasma
atau kanker kandung kemih adalah jenis kanker yang berkembang di daerah kandung
kemih. Stadium dari kanker kandung kemih diantaranya adalah tingkat O, tingkat
A, tingkat B1, tingkat B2 , tingkat C, tingkat D1,
dan tingkat D2. Penyebab secara pasti pada kasus kanker kandung
kemih belum diketahui namun ada faktor predisposisi yang diantaranya adalah zat
karsinogen dalam lingkungan kerja, seperti bahan pewarna, karet, bahan kulit,
tinta atau cat; infeksi bakteri kronis pada saluran kemih; kebiasaan merokok;
kebiasaan minum kopi; infeksi parasit yang mengiritasi kandung kemih; dan
keluarga dengan kanker.
Tanda dan gejala yang dapat
ditemui pada pasien dengan kanker kandung kemih secara umum adalah hematuria
berat, sering berkemih, urgensi, disuria, nyeri di daerah panggul atau punggung
(metastase kanker). Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan
laboratorium rutin, pemeriksaan radiology, dan pada persangkaan tumor kandung
kemih maka pemeriksaan sistoskopi adalah mutlak dilakukan, bila perlu dilakukan
ct-scan. Terapi yang bisa digunakan adalah terapi endoscopic, sitoscopi untuk
mengontrol kekambuhan, radiasi, kemoterapi, dan pembedahan dilakukan kalau
penyebaran karsinoma sudah sampai otot kandung kemih.
4.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah Asuhan
Keperawatan Bladder Neoplasma ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat
bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana
melakukan sebuah proses asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan
atelektasis.
Namun penulis juga menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis
atau pihak lain yang membutuhkannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Carpenito,
Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa
Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges,
Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan
Keperawatan. Edisi 3.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram,
Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Purnomo, Aris. 2010. Konsep Penyakit Kanker kandung Kemih/Bladder Cancer. http://arispurnomo.com. Lamongan, 17 April 2011. 13.00 WIB.
Firman. 2010. Asuhan Keperawatan
Pasien dengan Tumor Kandung Kemih. http://denfirman.blogspot.com.
Lamongan, 22 Maret 2011. 13.00 WIB
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan meninggalkan komentar agar saya bisa feedback ke blog agan. :D