<div style='background-color: none transparent;'></div>
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Home » » Askep Pada Klien Dengan Hepatitis

Askep Pada Klien Dengan Hepatitis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah ” Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus atau obat-obatan. Telah ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV). Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petandaantigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi darI keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). Kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitisinfeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral. Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkansebagai Hepatitita A atau B melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C.
Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (EntericallyTransmitted) disebut ET-NANBH. Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E.
Virus delta atau virus hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV. Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Indonesia tetapi juga diseluruh dunia. Menurut data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Hospital Cinere Depok, dari bulan Januari – Juni 2010 didapati pasien dengan hepatitis berjumlah 30 orang (4,05%) merupakan penyakit terbesar ketiga setelah demam berdarah dengue (4,43%) dan diabetes melitus (4,06%) dengan kasus pada anak (80%) dan (20%)  pada orang dewasa.

1.2. Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari Hepatitis?
2.      Apa saja etiologi dari Hepatitis?
3.      Bagaiamana Patofisiologi dari Hepatitis?
4.      Apa saja komplikasi yang terjadi pada penderita Hepatitis?
5.      Bagaiamana manifestasi klinik pada penderita Hepatitis?
6.      Apa saja pemeriksaan diagnostic pada penderita Hepatitis?
7.      Bagaimana penatalaksanaan pada penderita Asma Neonatorum?
8.      Bagaimanakah asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan Asfiksia Neonatorum?

1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk melengkapi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Anak II pada semester VI, serta diharapkan mahasiswa mampu memahami dan tentang penyakit Hepatitis.
1.3.2  Tujuan Khusus
1.      Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari Hepatitis
2.      Agar mahasiswa mengetahui etiologi dari Hepatitis
3.      Agar mahasiswa mengetahui patofisiologi dari Hepatitis
4.      Agar mahasiswa mengetahui komplikasi yang muncul pada Hepatitis
5.      Agar mahasiswa mengetahui manifestasi dari Hepatitis
6.      Agar mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostic pada Hepatitis
7.      Agar mahasiswa mengetahui penatalaksanaan pada Hepatitis
8.      Agar mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan pada Hepatitis

1.4. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang penyakit hepatitis virus dan dapat membedakan ikterus sebagai manifestasi hepatitis virus dengan penyakit lainnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Konsep Dasar
2.1.1   Pengertian
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toxin, seperti kimia atau obat atau agen penyebab infeksi (Suriadi, Skp dan Rita Yuliani, 2001:131).
Hepatitis   adalah keradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, bahan toxin, obat-obatan, atau bahan-bahan lain yan dapat merusak hati (RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1998 : 77).
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus,ada 4 jenis virus : virus A (penyebab hepatitis A), virus B (penyebab hepatitis B), dan serum hepatitis atau yang disebutikterus serum hemologik, virus lain ialah virus non A & non B yang sering pada pasien pasca tranfusi , virus C ,D, dll. (Ngastiyah,1997:191)
2.1.2 Etiologi
Hepatitis virus dapat disebabkan oleh :
·      Virus hipatotropik
-   Virus hepatitis A
-   Virus hepatitis B
-   Virus hepatitis C
-   Virus hepatitis Non A dan Non B
-   Virus hepatitis D/Delta
·      Virus hepatitis Epidemik Non A : virus Epstein- Barr, virus sitomegali, virus herpes simplex, virus varisela dan virus adeno.
Penularan
·      Untuk Hepatitis A
Melalui Fecal-oral route yang tebawa oleh makanan dan minuman, sanitasi buruk, institusi yang ramai seperti rumah perawatan, RSJ, masa inkubasi 15-50 hari.
·      Untuk Hepatitis B
1)      Secara transmisi vertikal ialah dari ibu ke anak
Transmisi vertikal dapat terjadi intra uterin,intra partumdan post partum.
2)      Secara horisontal ialah dari anak ke anak.
Transmisi horisontal dapat terjadi melalui luka yang dibuat (parenteral) misalnya dengan transfusi darah,tindik,menyuntik,khitan jika penggunaan alat-alatnya secara bersama-sama,juga dapat melalui kulit/selaput lendir yang terluka seperti koreng,luka dimulut atau di dubur,masa inkubasi :1,5-6 bulan.
·      Untuk Hepatitis C
Ditularkan melalui jalur parenteral (darah) pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. 80% kasus hepatitis terjadi akibat transfusi darah. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari
2.1.3 Patofisiologi
1)        Virus Hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrasi pada hypatocytes oleh sel mononuclear. Proses ini dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosis sel parenchyma hati.
2)        Respon peradangan menyebabkan pembengkakan dan memblokir system drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadikan statis empedu (biliary), dan empedu tidak dapat di ekskresikan ke dalam kantong empedu dan bahkan ke dalam usus sehingga meningkat dalam darah sehingga hyperbilirubinemia dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hepatoceluler jaundece.
3)        Hepatitis terjadi dari yang asymtomatic sampai dengan timbulnya sakit dengan gejala ringan, sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2–3 bulan, lebih gawat bila dengan nekrosis sel hati dan bahkan kematian. Hepatitis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dengan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai carrier penyakit dan resiko berkembang menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati.


Pathway


2.1.4   Manifestasi klinik
2.1.4.1  Hepatitis A (Inteksiosa)
1)      Stadium pre ikterus (prodromal) 4 – 7 hari.
Pada stadium ini gejala masih umum ialah : demam, nyeri kepala, lemah, anoreksia, mual muntah, kadang-kadang di sertai dengan nyeri perut kanan atas atau saluran napas bagian atas. Dapat terjadi obstipasi atau diare. Urine berwarna lebih tua (kuning pekat).
2)      Stadium ikterus ± 3 – 6 minggu
Pada stadium ini mulai tampak ikterus pertama-tama pada sclera kemudian menyebar ke seluruh tubuh, bergantung dari imunitas pasien dan virulensi virus. Suhu tubuh mulai turun, hati membesar dan nyeri tekan, faeces kecoklatan.
3)      Stadium pasca ikterik (rekonfalensesi) ± pada bulan kedua.
Umumnya pada anak penyembuhan terjadi sempurna pada akhir bulan kedua (hanya sedikit yang masih menunjukan kelainan fungsi hati). Ikterus berkurang, warna urine dan faeces kembali biasa.
2.1.5  Hepatitis B, C, D, dan E
1)        Awitan tersembunyi dan berbahaya
2)        Ikterus
3)        Anoreksia
4)        Malaise
5)        Mual
6)        Akrodermatitis popular (sindroma Gianotti – Croski)
7)        Gejala prodormol – ortrolgia, ostritis, room eritoma makula popular
8)        Poliarteritis nodusa
9)        Glomerulonefritis
10)    Hepatitis D memperhebat gejala Hepatitis B dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi kronik
Hepatitis C ditandai infeksi asimtomatik ringan dengan awitan ikterus dan malaise yang tersembunyi



2.1.6        Pemeriksaan Diagnostik
·         Serum glutamic-axoloacetic transaminase (SGOT) – meningkat
·         Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) – meningkat
·         Bilirubin – meninggi
·         Darah lengkap: SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.
·         Leukopenia: trombositopenia, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma.
·         Alkali phosphatase: agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat).
·         Feses: warna tanah liat, steatore (penurunan fungsi hati).
·         Albumin serum: menurun.
·         Gula darah: hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati).
·         Anti-HAV IgM: positif pada tipe A.
·         HbsAG: dapat positif (tipe B) atau negstif (tipe A). catatan: merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.
·         Masa protrombin: mungkin memanjang (disfungsi hati).
·         Bilirubin serum: di atas 2,5 mg/100 ml (bila di atas 200 mg/ml, prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler).
·         Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.
·         Biopsi hati: menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.
·         Scan hati: membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.
·         Urinalisa: peninggian kadar bilirubin: protein/hematuria dapat terjadi.

2.1.7        Potensial Komplikasi
2.1.7.1       Gangguan fungsi hati
2.1.7.2       Penyakit kronik hati seperti cirosis atau hepatitis kronik persisten
2.1.7.3       Carsinoma hepatik.
2.1.7.4       Kematian karena fungsi hati
2.1.8        Pentalaksanaan Medis
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.
Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan :
1.    Globulin imun (Ig) – digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan)
2.    HBIG – diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran)

Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) – digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6 bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini).

2.1.9        Pencegahan
Pencegahan hepatitis bermacam macam tergantung tipe dari virus hepatitis nya. Virus hepatitis sangat kompleks (dalam tiga bentuk utama A, B, dan C) dan dan tipe lain (D dan E).  Setiap tipe hepatitis memiliki cara yang berbeda-beda. Berikut cara pencegahan hepatitis berdasarkan tipenya:
·           Pencegahan Hepatitis A (HAV) : Untuk anak-anak anak-anak (1-18 tahun) dapat dilakukan dengan vaksinasi dengan 2 atau 3 dosis vaksin. anak-anak yang divaksinasi untuk pencegahan hepatitis A, meliputi : Anak-anak yang tinggal di masyarakat yang memiliki tingkat tinggi hepatitis
·           Pencegahan Hepatitis B (HBV) : Saat ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan bahwa semua bayi yang baru lahir dan individu sampai dengan 18 tahun berpartisipasi pada risiko infeksi divaksinasi. 
·           Pencegahan Hepatitis C (HCV) : Tidak ada vaksin untuk mencegah HCV. Vaksin untuk Hepatitis A dan B tidak memberikan kekebalan terhadap hepatitis C. Tindakan preventif untuk HCV adalah sama seperti untuk hepatitis B.
Pada intinya menjaga kebersihan adalah salah satu kunci pencegahan hepatitis misalnya dengan mencuci tangan dengan sabun. Pemakaian alat makan sendiri dan direbus dengan air hangat. Pemakaian sikat gigi sendiri. Orang yang bepergian ke negara-negara berkembang dimana kondisi sanitasi yang buruk harus divaksinasi dua bulan sebelum keberangkatan.
  
  
BAB III
ASKEP TEORI

3.1  Pengkajian
3.1.1        Identitas
Presentasi tersering terjadi pada neonatus 95 % sedang pada anak-anak dan dewasa masing-masing 10 %.
3.1.2        Keluhan Utama
Sakit perut kanan atas, demam dan kuning.
3.1.3        Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan klien demam, nafsu makan menurun, perut sebelah kanan teraba tegang dan nyeri perut sebelah kanan di sertai mual, muntah dan kelelahan sehingga mengganggu aktivitas klien.
3.1.4        Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu dengan riwayat Hepatitis.
3.1.5        Riwayat Kehamilan
·      Riwayat Pre Natal ® Adanya satu / lebih faktor predisposisi terjadinya hepatitis yaitu infeksi Rubella, TORCH, Coxackie, Virus, Herpes pada ibu saat hamil
·      Riwayat Natal ® Persalinan dengan ibu hepatitis.
·      Riwayat Post Natal ® Kurangnya kebersihan oral dan anal pada ibu penderita hepatitis.
3.1.6 ADL (Activity Daily Living)
·      Nutrisi
Hilangnya nafsu makan (Anoreksia) , penurunan berat badan.
·      Eliminasi
Urine lebih tua (Kuning pekat), diare / konstipasi (Feces    kecoklatan).
·      Aktivitas
Kelemahan, kelelahan, malaise.
·      Istirahat/ Tidur
Gangguan pola tidur diakibatkaan rasa nyeri perut kuadaran kanan atas.
·      Personal Hygiene
Kurangnya kebersihan diri khusunya Oral Hygiene.
3.1.7 Pemeriksaan
1.      Pemeriksaan Umum
a.       Suhu      : Hipertermia (>37,5°C)
b.      Nadi       : Normal 80-140 x/menit (pra sekolah).
c.       TD         : Menurun
d.      RR         : normal (30-40x/menit)
2.      Pemeriksaan Fisik
a.      Kepala    : Ikterus pada kulit, nyeri kepala, mukosa bibir kering.
b.      Mata       : konjugtiva pucat, sklera kuning.
c.      Hidung   : Simetris, tidak ada mukosa.
d.     Mulut     : Mukosa bibir kering.
e.      Telinga   : Simetris, tidak ada serumen.
f.       Leher      : Tidak ada JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
g.      Paru       : Tidak ada ronchi,
h.      Jantung  : tidak ada dullnes.
                                                                                         
i.        Abdomen  :
·     Inspeksi           : Warna kulit kuning.
·     Asuskultasi      :
·    Palpasi         : Terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas, nyeri                epigastirum, hepatomegali.
j.        Ekstremitas: Mengalami kelelahan, kelemahan.

k.      Genetalia      : Konstipasi.



3.2  Diagnosa Keperawatan
1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah
2.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
3.      Hipertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasai hepar.

3.3    Rencana Tindakan keperawatan
No.
Diagnosa dan Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, mual dan muntah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan klien dapat menunjuk – kan / mempertahankan BB yang normal.
Dengan KH:
·      Klien tidak mual atau muntah.
·      ada minat atau selera nafsu makan.
·      porsi makan sesuai dengan kebutuhan.
·      BB meningkat sesuai dengan usia
1.        Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
2.        Awasi pemasukan jumlah diet / jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekwensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.
3.    Berikan perawatan mulut sebelum makan.
4.    Pemberian nutrisi secara parenteral, untuk mempertahankan kebutuhan kalori sesuai program.
5.    Berikan diet rendah lemak tinggi kalori
1.    keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
2.    Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia.
3.    Menghilangkan rasa tak enak dan dapat meningkatkan nafsu makan.
4.    Di butuhkan bila intake nutrisi oral sudah tidak mencukupi.
5.    Rendah lemak meminimalkan fungsi hati dan tinggi kalori membantu mempercepat penyembuhan.
2.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan Nyeri dapat berkurang atau hilang.
Dengan KH:
·    Klien tidak menunjukkan tanda nyeri fisik.
·    Skala Nyeri 1-2.
(Nilai 1: nyeri dirasakan sedikit saja 
Nilai 2: nyeri agak dirasakan oleh anak)
·    Klien menangis.

1.    Kolaborasi dengan keluarga dan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri
2.    Berikan informasi akurat kepada keluarga dan
- Jelaskan penyebab nyeri
- Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
3.    Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
1.    nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada keluarga dan individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri
2.    klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)
3.    kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
3.
Hipertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasai hepar.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapakan suhu badan klien tidak menunjukan kenaikan.
Dengan KH:
·    Suhu badan menurun/ normal 36 °C - 37 °C
·    TTV normal:
-       S = 36°C- 37 °C
-       N = 80-140 x/menit
-       RR = 30-40 x/menit.
1.    Monitor tanda vital (suhu badan)
2.    Beri tahu ibu tentang  pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya minum air putih 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi.
3.    Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak
4.    Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
5.    Kolaborasi pemberian obat antipiretik
1.    sebagai indikator untuk mengetahui status hipertermi
2.    dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
3.    menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
4.    kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
5.    Antipiretik dapat membantu menurunkan suhu tubuh



BAB IV
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
1.    Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus,ada 4 jenis virus : virus A (penyebab hepatitis A), virus B (penyebab hepatitis B), dan serum hepatitis atau yang disebutikterus serum hemologik, virus lain ialah virus non A & non B yang sering pada pasien pasca tranfusi , virus C ,D, dll.
2.    Hepatitis dapat disebabkan Virus hipatotropik dan Virus hepatitis Epidemik Non A : virus Epstein- Barr, virus sitomegali, virus herpes simplex, virus varisela dan virus adeno.
3.    Virus Hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrasi pada hypatocytes oleh sel mononuclear. Proses ini dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosis sel parenchyma hati. Respon peradangan menyebabkan pembengkakan dan memblokir system drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadikan statis empedu (biliary), dan empedu tidak dapat di ekskresikan ke dalam kantong empedu dan bahkan ke dalam usus sehingga meningkat dalam darah sehingga hyperbilirubinemia dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hepatoceluler jaundece.
4.    komplikasi yang bisa timbul dari hepatitis antara lain gangguan fungsi hati, penyakit kronik hati seperti cirosis atau hepatitis kronik persisten, Carsinoma hepatik serta kematian karena fungsi hati.
5.    Manifestasi dari hepatitis A Stadium pre ikterus (prodromal) 4 – 7 hari. Pada stadium ini gejala masih umum ialah : demam, nyeri kepala, lemah, anoreksia, mual muntah, kadang-kadang di sertai dengan nyeri perut kanan atas, kemudian pada stadium ikterus ± 3 – 6 minggu antara lain Suhu tubuh mulai turun, hati membesar dan nyeri tekan, faeces kecoklatan. Hepatitis B, C, D, dan E Awitan tersembunyi dan berbahaya antara lain Ikterus, Anoreksia, Malaise, Mual, Glomerulonefritis. Hepatitis D memperhebat gejala Hepatitis B dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi kronik. Hepatitis C ditandai infeksi asimtomatik ringan dengan awitan ikterus dan malaise yang tersembunyi
6.    Pada pemeriksaan diganostik ditemukan Serum glutamic-axoloacetic transaminase (SGOT) – meningkat, Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) – meningkat, Bilirubin – meninggi, Darah lengkap: SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan. Leukopenia: trombositopenia, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma. Alkali phosphatase: agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat). Feses: warna tanah liat, steatore (penurunan fungsi hati). Albumin serum: menurun. Gula darah: hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati) dll.
7.    Pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan).

4.2    Saran
Dalam hal ini yang perlu kita lakukan untuk mencegah penyakit ini sebaiknya masyarakat lebih menjaga diri dari keterpaparan penyakit ini dan lebih dini untuk memeriksakan diri ke dokter.
Infeksi hepatitis terjadi dengan menyerang salah satu organ paling penting yaitu hati. Untuk mengurangi keterpaparan infeksi hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan sebagai berikut :
·  Memeriksakan diri ke dokter
·  Pemberian obat secara rutin
·  Pemberian vaksin


DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Diagnosis Dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak 1994, Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo Surabaya

Ngastiyah (1997) Perawatan Anak Sakit, EGC. Jakarta.




BAGI YANG INGIN MENDOWNLOAD MAKALAH INI (LEBIH LENGKAP) + PATWAY + PPT SILAHKAN DOWNLOAD DIBAWAH INI

Catatan :
Link di bawah ini akan mengantarkan sobat ke situs adf.ly. Jika situs tersebut sudah terbuka, silahkan tunggu 5 detik dan klik tomboSKIP AD yang berada di pojok kanan atas dari Browser sobat untuk masuk ke Hosting download.



Share this article :

:D :( :) :-o :-q :p ;) :)) =)) :(( :-t b-( :x

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan meninggalkan komentar agar saya bisa feedback ke blog agan. :D

 
Copyright © 2011. Frenshilgo . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger