2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Pengertian
Dermatitis adalah
peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap pengaruh
faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan
gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ).
Dermatitis adalah
peradangan pada kulit ( imflamasi pada kulit ) yang disertai dengan
pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart 2000 ).
Jadi dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal.
2.1.2 Klasifikasi
a)
Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut
atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit.
Dermatitis
kontak terbagi 2 yaitu :
· Dermatitis kontak iritan (mekanisme non
imunologik)
· Dermatitis kontak alergik (mekanisme
imunologik spesifik)
Perbedaan
Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik
No.
|
Dermatitis kontak iritan
|
Dermatitis kontak alergik
|
|
1.
|
Penyebab
|
Iritan primer
|
Alergen kontak S.sensitizer
|
2.
|
Permulaan
|
Pada kontak pertama
|
Pada kontak ulang
|
3.
|
Penderita
|
Semua orang
|
Hanya orang yang alergik
|
4.
|
Lesi
|
Batas lebih jelas
Eritema sangat jelas
|
Batas tidak begitu jelas
Eritema kurang jelas
|
5.
|
Uji Tempel
|
Sesudah ditempel 24 jam, bila
iritan di angkat reaksi akan segera
|
Bila sesudah 24 jam bahan allergen
di angkat, reaksi menetap atau meluas berhenti.
|
b) Dermatitis atopik
Dermatitis
atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal dan
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami
ekskoriasi dan likenifikasi, tempatnya dilipatan atau fleksural..
c) Dermatitis numularis
Merupakan
dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang
logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.
d) Dermatitis seboroik
Merupakan
golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi, hormon, kebiasaan
buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada muka
terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga.
2.1.3
Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.
Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia,
bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis.
Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. ( Arief Mansjoer.1998.”Kapita
selekta” ).
Penyebab
Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
b) Dalam ( endogen
) misalnya dermatitis atopik.
2.1.1
Pathway
2.1.1
Manifestasi Klinik
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya
tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh,
kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi
kulit dan genitalia eksterna.
a. Stadium
akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan
eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat
mengering menjadi kusta.
c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama,
hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.
d. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak
awal suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit
stadium kronis.
2.1.2
Pemeriksaan
Diagnostik
1.
Pemeriksaan penunjang :
a.
Percobaan asetikolin ( suntikan dalam
intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).
b. Percobaan
histamin hostat disuntikkan pada lesi
2. Laboratorium
a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis,
trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin
b. Urin : pemerikasaan histopatologi.
2.1.7
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis
melalui terapi yaitu :
a. Terapi
sitemik à Pada dermatitis
ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin, antiserotonin,
antigraditinin, arit – SRS – A dan pada kasus berat dipertimbangkan pemberian
kortikosteroid.
b.
Terapi topical à
Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok
bila kronik diberi saleb.
c.
Diet à Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP
) Contoh : daging, susu, ikan, jeruk,
pisang, dan lain-lain.
2.1.8 Komplikasi
1.
Infeksi saluran nafas atas
2.
Bronkitis
3.
Infeksi kulit
Semoga dapat bermanfaat salam " Frenshilgo " Bagi yang ingin mendownload file lengkap + PPT, silahkan download dibawah ini.
Catatan :
Link dibawah ini akan mengantarkan sobat kesitus adl.ly. Jika situs tersebut sudah terbuka, silahkan tunggu 5 detik dan klik tombol SKIP AD yang berada di pojok kanan atas dari Browser sobat untuk masuk ke Hosting download.
Download I Asuhan Keperawatan Dermatitis
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan meninggalkan komentar agar saya bisa feedback ke blog agan. :D