<div style='background-color: none transparent;'></div>
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Home » » PERILAKU DITINJAU DARI HUBUNGAN SOSIAL KULTURAL

PERILAKU DITINJAU DARI HUBUNGAN SOSIAL KULTURAL

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau“homo sapiens”, sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya.
Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yang didukung tidak saja oleh makhluk hidup (biotik), tetapi juga benda mati (abiotik), dan berlangsung dalam dinamikanya seluruh komponen kehidupan itu. Ada perpaduan erat antara yang hidup dengan yang mati dalam kehidupan. Mati adalah bagian dari daur kehidupan yang memungkinkan terciptanya kehidupan itu secara berlanjut. Makhluk hidup bersel satu adalah makhluk yang pertama berkembang. Jutaan tahun kemudian kehidupan di laut mulai berkembang. Binatang kerang muncul, lalu ikan kemudian disusul amphibi. Lambat laun binatang daratan berkembang pula muncul reptil, burung dan binatang menyusui. Baru kira-kira 25 juta tahun yang lalu muncul manusia kemudian berkembang berkelompok dalam suku-suku bangsa seperti saat ini, dan hampir di setiap sudut bumi ditempati manusia yang berkembang dengan cepat.
Lingkungan hidup adalah suatu konsep holistik yang berwujud di bumi ini dalam bentuk, susunan, dan fungsi interaktif antara semua pengada baik yang insani (biotik) maupun yang ragawi (abiotik). Keduanya saling mempengaruhi dan menentukan, baik bentuk dan perwujudan bumi di mana berlangsungnya kehidupan yaitu biosfir maupun bentuk dan perwujudan dari kehidupan itu sendiri, seperti yang disebutkan dalam hipotesa Gaia. Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, oleh karena itu yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah lingkungan hidup manusia.


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian individu dalam kelompok social kultur ?
2.      Ada berapakah jenis-jenis kelompok social kultur ?
3.      Ada berapakah ciri-ciri kelompok social kultur ?
4.      Bagaimana hubungan factor social kultur dengan tingkah laku manusia ?
5.      Bagaimana Aplikasi Teori Hubungan Individu Dalam Kelompok Terhadap Keperawatan ?
6.      Bagaimana respon masyarakat serta dampak perubahan sosial kultur dalam masyarakat?

1.3 TUJUAN
·         Tujuan Umun
Untuk melengkapi tugas mata kuliah perilaku manusia untuk Keperawatan pada semester III, serta diharapkan mahasiswa mampu memahami maksud dari perilaku manusia yang berhubungan  dengan social budaya.
·         Tujuan Khusus
1.      Agar mahasiswa dapat mengetahui Pengertian individu dalam kelompok sosial kultur.
2.      Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis  dan ciri-ciri kelompok social kultur.
3.      Agar mahasiswa memahami bagaimana hubungan factor social kultur dengan tingkah laku manusia.
4.      Agar mahasiswa memahami bagaimana Aplikasi Teori Hubungan Individu Dalam Kelompok Terhadap Keperawatan
5.      Agar mahasiswa mengetahui Respon masyarakat serta dampak perubahan sosial kultur dalam masyarakat






BAB II
PEMBAHASAN

       I.            HAL-HAL YANG TERMASUK DALAM SOSIAL KULTUR DAN PENGERTIAN-PENGERTIAN INDIVIDU DALAM KELOMPOK

2.1 Pengertian individu dalam kelompok sosial kultur.

Manusia atau individu adalah makhluk individual, makhluk sosial dan makhluk berke- Tuhanan , manusia itu saling berinteraksi, berkomunikasi dan mengadakan penyesuaian diri. Karena individu makhluk sosial maka hidupnya berkelompok. Kelompok yang kecil yang ada dalam masyarakat disebut keluarga, dan yang besar adalah negara , berinteraksi didalam hidup berkelompok manusia itu dituntut untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri atau mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan (Alloplastis) atau mengubah lingkungan sesuai dengan diri (Autoplastis).

2.2 Jenis – jenis kelompok sosial kultur.

Kelompok adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensiv dan teratur .
1)      Kelompok Primer
Yaitu Kelompok yang para anggotanya mengadakan kontak langsung, intim, tatap muka, ada ikatan perasaan yang kuat, ikatan kasih sayang yang katat, bertahan dan kuat.
2)      Kelompok Sekunder
Yaitu Sedikit sekali ikatan perasaan di antara para anggotanya, tidak permanent, tidak ada hubungan tatap muka.
3)      Kelompok Formal
Yaitu Himpunan orang dalam jumlah besar  yang dibentuk dengan sengaja untuk mematuhi pedoman – pedoman aturan tertentu demi tercapainya saaran-sasaran yang telah ditentukan.
4)      Kelompok Informal
Yaitu Orang yang berkelompok jumlahnya relatif sedikit, berbentuk tidak sengaja, tidak ada aturan – aturan tertentu  dan tidak ada target sasaran yang ditentukan.
5)      Kelompok Ingroup
Yaitu Kelompok yang masing – masing anggotanya merasa senang dan memiliki rasa memiliki.
6)      Kelompok Outgroup
Yaitu Kelompok yang seseorang tidak merasa di dalamnya.
7)      Kelompok Geimanschaft
Yaitu Hampir sama dengan kelompok primer.
8)      Kelompok Gesellschaft
Yaitu Hampir sama dengan kelompok sekunder.
9)      Encounter Group
Yaitu Kelompok keluasan kesadaran atau meditasi.
10)  Reference Group
Yaitu Kelompok yang bertindak sebagai model bila sedang membuat evaluasi dan pembenaran tentang diri seseorang.
11)  Kelompok Teratur
Yaitu Kelompok yang didalam interaksinya diberikan aturan – aturan yang sudah pasti dan harus dilakukan anggota kelompoknya disebut juga kelompok resmi.
12)  Kelompok Tak Teratur
Yaitu Kelompok yang para anggotanya dalam interaksinya tanpa aturan – aturan resmi/khusus sehingga diantara individu itu sudah terdapat pembagian tugas struktur, norma-norma tertentu yang berkhas bagi kesatuan sosial tersebut.

2.3 Ciri–ciri kelompok sosial kultur.

·         Motif yang sama antara anggota kelompok.
·         Reaksi-reaksi dan kecakapan yang berlainan antara anggota kelompok.
·         Penegasan struktur kelompok.
·         Penegasan norma-norma kelompok.

2.4 Hubungan faktor sosial kultur dengan tingkah laku manusia.

ร˜  Kerjasama antara individu dalam kelompok itu penting, harus dipelajari serta ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan :
·         Suasana
·         Rasa aman
·         Kemampuan berfikir
·         Perumusan tujuan
·         Flexibilitas
·         Mufakat
·         Kesadaran kelompok
·         Penilaian sinambung.
ร˜  Individu dalam kelompok dituntut adanya ikatan sosial yang baik dengan syarat harus menyadari bahwa :
·         Hidup berkelompok merupakan kebutuhan sosial.
·         Hidup berkelompok berarti persepsi sosial yang baik.
·         Ada saling menyukai.
·         Ada saling mencintai dan saling menolong.
ร˜  Perilaku individu dalam kelompok dituntut adanya :
·         Konfornitas
·         Ketaatan

2.5 Aplikasi Teori Hubungan Individu Dalam Kelompok Terhadap Keperawatan

a.    Di dalam berprilaku perawat memahami sebagai makhluk sosial yang harus selalu berkelompok.
b.    Perawat bertambah wawasan dengan teori-teorinya tentang kelompok dan kepemimpinan
c.    Di dalam melakukan proses keperawatan/perawat memahami teori-teori tentang individu dalam kelompok.

    II.            PERILAKU MANUSIA DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL KULTUR
2.6 Respon masyarakat terhadap perubahan sosial kultur.
Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial dan budaya yang terjadi berbeda-beda sesuai kedalaman pengaruh perubahan tersebut. Perubahan yang tidak mempengaruhi nilai-nilai dan norma yang sudah ada dalam masyarakat masih bisa diterima oleh masyarakat tersebut. Akan tetapi, perubahan yang telah mengakibatkan terjadinya perubahan nilai-nilai dan norma yang telah berlangsung dalam masyarakat mungkin akan mengakibatkan timbulnya gejolak. Masyarakat akan menolaknya dengan berbagai cara, seperti demonstrasi, mengadu ke lembaga non pemerintahan, bahkan mengadu ke pemerintah.
Ada masyarakat yang mudah menerima terjadinya perubahan sosial budaya, namun ada pula yang sulit menerimanya. Masyarakat yang sukar menerima perubahan biasanya masih memiliki pola pikir yang tradisional. Pola pikir masyarakat yang tradisional mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1.      Bersifat sederhana.
2.      Memiliki daya guna dan produktivitas rendah.
3.      Bersifat tetap atau monoton.
4.      Memiliki sifat irasional, yaitu tidak berdasarkan pikiran dalam hal tertentu.
Selain itu, masyarakat tradisional cenderung mencurigai budaya asing yang masuk ke lingkungannya. Namun demikian, ada pula unsur budaya asing yang mereka terima. Hal itu disebabkan unsur budaya asing tersebut membawa kemudahan bagi kehidupannya. Pada umumnya, unsur-unsur budaya yang membawa perubahan sosial budaya dan mudah diterima masyarakat jika :
1.      Unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat yang besar, seperti radio transistor
2.      Peralatan yang mudah dipakai dan memiliki manfaat, seperti bollpoint yang
digunakan untuk tulis menulis merupakan unsur budaya barat.
3.      Unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut, misalnya mesin perontok padi, bermanfaat dan mudah dioperasikan.
Sementara itu, unsur-unsur budaya yang sulit diterima masyarakat adalah sebagai berikut :
1.      Unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi dan falsafah hidup.
2.      Unsur kebudayaan yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Kebalikan dari masyarakat tradisional adalah masyarakat modern. Masyarakat modern telah mengalami perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pola pikir masyarakat modern mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1.  Bersifat dinamis atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
2. Berdasarkan akal pikiran manusia dan senantiasa mengembangkan efisiensi dan efektivitas.
3. Tidak mengandalkan atau mengutamakan kebiasaan atau tradisi masyarakat.
2.7 Dampak perubahan sosial kultur dalam masyarakat

Perubahan sosial dan budaya pasti juga akan membawa perubahan dalam masyarakat, namun yang diharapkan perubahan itu tetap dapat menciptakan masyarakat yang serasi dan harmonis. Keserasian yang dimaksudkan adalah tetap berfungsinya lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada. Dengan demikian, individu merasakan adanya ketenteraman karena tidak ada pertentangan dalam nilai-nilai dan norma masyarakat. Akan tetapi, harus tetap diingat bahwa perubahan sosial dan budaya membawa dampak positif dan negatif terhadap kehidupan. Kita harus waspada terhadap hal-hal yang menimbulkan perubahan yang mengarah ke hal negatif. Misalnya, terhadap pengaruh budaya barat. Dunia barat yang identik dengan kemajuan dan modern tidak selalu membawa perubahan ke arah positif, tetapi tidak pula selalu membawa pengaruh negatif.
            Berikut ini adalah dampak positif dan dampak negative pada sosial kultur :
1.      Dampak positif perubahan social kultur
a.       Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan IPTEK sangatlah maju, sehingga diharapkan masyarakat menjadi semakin baik untuk ke depannya.
b.      Perubahan tata nilai dan sikap
Dengan berfikir yang mulanya tidak rasional menjadi rasional, misalnya banyak anak banyak rejeki mulai berubah keluarga kecil bahagia.
c.       Meningkatnya hubungan yang lebih baik
Kehidupan masyarakat modern membuka kesempatan luas pada pekerjaan dibidang jasa yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga kehidupan masyarakat berubah kearah perbaikan.
2.      Dampak negative perubahan sosial kultur
a.       Pola hidup konsumtif
Pola hidup ini makin berkembang karena didukung oleh media masa yang juga makin berkembang. Banyaknya iklan dimedia masa membuat para konsumen begitu tertarik dan langsung membelinya tanpa memberikan skala prioritas kebutuhan mana yang harus dipenuhi.
b.      Sikap Individualistik
Persaingan hidup yang makin kerasdan ketat membuat manusia tidak peduli terhadap orang lain. Mereka hanya mementingkan diri sendiri dan kehidupannya. Sikap hidup seperti ini ndapat dirasakan di kota-kota besar.
c.       Munculnya Kesenjangan Sosial
Masyarakat yang mampu menikmati perubahan akan memiliki kemampuan social ekonomi yang lebih baik dari pada yang tidak. Ini biasanya terjadi di masyarakat tertentu saja.
d.      Sikap hidup Kebarat-baratan
Pola hidup masyarakat yang meniru budaya barat tanpa memperhatikan budayanya sendiri yaitu budaya timur.


2.8 Sikap kritis terhadap pengaruh perubahan social kultur.
Perubahan social kultur tidak hanya disebabkan faktor dari dalam saja, tetapi dari luar termasuk dari negara asing. Perubahan juga tidak selamanya mengarah pada kebaikan atau bersifat positif, prubahan juga bersifat negative. Sehingga kita harus mempunyai sikap tegas dalam menolak perubahan yang bersifat negative, dan dapat mengambil pengaruh  positifnya dengan tetap berpedoman pada nilai dan norma masyarakat.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan terhadap pengaruh dari luar, yaitu :
1.      Mengambil pengaruh positif dari budaya barat, dengan tepat waktu, belajar keras, dan rajin belajar berbagai ilmu pengetahuan.
2.      Membentengi diri dengan ilmu agama
3.      Mengenal dan mencintai kebudayaan sendiri serta berusaha melestarikannya.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.      Manusia itu adalah makhluk social dan makhluk yang berbudaya, oleh karena itu perilakunya selalu diwarnai oleh kultur dilingkungan sekitarnya seperti adanya interaksi, komunikasi dan relasi dari masing-masing individu dengan  berinteraksi tentu akan terjadi perubahan –perubahan social budaya baik perkembangannya maupun kemundurannya.
2.      Kelangsungan interaksi social dan penyesuaian diri tentunya diperlukan sehingga manusia yang berkelompok segera dapat beradaptasi dengan baik diantaranya adalah imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, kompensasi, sublimasi, proyeksi, introyeksi, rasionalisasi, fantasi, regresi, fixsasi, represi, asimilasi.
3.      Jenis-jenis kelompok social kultur diantaranya adalah kelompok primer, sekunder, resmi tidak resmi, geimenschaft, geiselschaft, Ingroup, outgroup, encounter, reference, teratur, tidak teratur.
4.      Hubungan social kultur seseorang dalam kelompok tentu sangat dipengaruhi oleh kerjasama antar individu dengan beberapa prinsip seperti suasana, rasa aman, kemampuan berfikir, perumusan tujuan, fleksibilitas, mufakat, kesadaran kelompok, penilaian sinambung.

3.2 Saran

Perlu diketahui bahwa perubahan sosial kultur karena globalisasi itu tidak selamanya buruk dan tidak selamanya baik. Kita harus dapat membentangi diri dengan iman dan ilmu pengetahuan agar dapat mengambil pengaruh baik dari perubahan sosial kultur itu.
Share this article :

:D :( :) :-o :-q :p ;) :)) =)) :(( :-t b-( :x

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan meninggalkan komentar agar saya bisa feedback ke blog agan. :D

 
Copyright © 2011. Frenshilgo . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger